Sabtu, 21 Januari 2012

3. Sumpah Liur


Oliver Bragg pergi setelah mengantarkan Tibiamus dan Daniel Rucastle ke tengah kerumunan tempat minum Front Throw Canasta, ia sementara menghilang meninggalkan sepupunya yang kebingungan duduk di atas drum kayu, di depan sebuah panggung batu, diantara sekumpulan bocah calon kelasi baru yang juga ikut duduk malu-malu. Bragg memang punya janji untuk mendapatkan Porterouse Melamun Sirvana dua belas lagunya dan berusaha kembali secepat yang ia bisa.
Seterusnya, dalam tempat minum yang diapit goa penjual celana rumput laut, goa penjual sekoci balap dan goa yayasan pencinta monyet, sembilan bocah kapten kapal termasuk Mack Revilla duduk pada drum kayu di atas panggung batu besar datar yang biasanya berfungsi sebagai pertunjukan musik serta Sumpah Liur.
Daniel memutuskan untuk tidak memandangi keceriaan anak-anak yang asyik berlarian sambil bertarung pedang di sisi kiri ruangan, ia memilih duduk sambil menjaga pandangan lurus ke depan, kilatan-kilatan cahaya putih keperakan yang terjadi akibat benturan sisi tajam Cutlass dengan tubuh para Corsair belia menjadikan bulu kuduknya merinding luar biasa. Anehnya, wajah-wajah Corsair yang bagian tubuhnya terkena hantaman Cutlass malah semburatkan senyum kegelian, sebagiannya malah tidak tahan untuk tidak tertawa! Daniel sebenarnya sudah gemetaran, suara-suara gesekan pedangnya memang berbunyi menakutkan!..............................................................................................



“Mana? Oh, itu…dia itu si kapten baru, namanya Cancelot…William Cancelot. Tidak ada yang mau ajak dia bicara selain Revilla,” kata Tib lalu meneguk isi botol Porterouse, ada panitia acara yang memberi keduanya botol minuman dan sedikit cemilan lidah camar.
            Daniel tidak mempedulikan calon kelasi pertama yang sedang pamer aksi, merangkai tali-tali menjadi satu jala ukuran menengah lengkap dengan penjelasan cara menangkap ikan. Bocah Cancelot telah menarik perhatiannya, seorang bocah tampan berkulit pucat yang sering memicingkan mata. Kelopak mata bagian bawah kehitaman seolah sang bocah kelelahan atau sering membaca buku. Daniel yakin, si Cancelot sedang membicarakan dirinya bersama Mack Revilla karena…pandangan mereka jelas terarah padanya.
            Kelasi-kelasi Capricious menjerit seakan tempat minum itu sebuah pohon penuh monyet, nakhoda mereka tertarik pada Windsor dan segera mengajukan penawaran kontrak sepuluh Orion(16) untuk masa kerja tiga tahun. Sebentar-sebentar dahi lebar Castro bergerak turun naik, mengisyaratkan bahwa ia sedang berpikir keras dan menolehkan pandangan ke kapten kapal lainnya.
Tidak membutuhkan waktu lama, dua bocah pimpinan Le Grande Peur serta Saltshaker bergegas maju untuk menaikkan tawaran masing-masing lima belas dan delapan belas Orion. Akhirnya, Windsor menyetujui proposal Marie Cazales karena nakhodanya sanggup menaikkan tawaran menjadi dua puluh enam Orion, tentu saja sepertiga bagiannya berhak masuk ke kantong jubah Windsor....................................................................................



“Nah, tidak perlu basa basi, tunjukkan kemampuanmu!” ujar satu kapten kapal di samping kanan Revilla, sorakan penuh semangat silih berganti berdatangan.
            “Kau bisa apa?” bentak Castro galak, alis mata yang hampir bertaut di bawah dahi kotor bergerak-gerak, dia maju hampiri Daniel.
            “Aku…mungkin…puisi…” sahut Daniel gugup, beberapa kapten yang duduk langsung memiringkan tubuh ke depan, coba dengar bunyi suaranya.
            “Ingus Reckon! Betul kata Revilla!” desah seorang kapten yang punya tahi lalat di bawah hidung, dia terbelalak dan usap-usap dua telapak tangan.
            “Berdiri sana, cepat!” kata Revilla pura-pura ketus, dia harus menjaga wibawanya di depan banyak bocah, Cancelot makin beku.
            Daniel tidak perlu perkenalan diri seperti yang lain, ia beringsut maju ke bibir panggung serta menghadapkan wajah ke arah bocah-bocah dekil yang kebanyakan berpakaian seperti bajak laut. Sebentar kemudian, dengan tekad bulat, dengan Castro bertubuh pendek disampingnya…
            “Aku…aku berdiri di hadapan puluhan lalat hijau yang kekurangan cinta! Yang mengira bahwa sayap-sayap bau mereka bersedia jelajahi tubuh kerbau Karibia! Duhai, alangkah indah lamunan Eos dalam suasana menitikkan airmata! Ia memilih meratapi kesedihan sang kerbau…yang kulit punggungnya telah lama menjadi sukacita para lalat!” teriak Daniel sangat keras, sampai kerongkongan kering!..........................................................................................................................





”Luar biasa...luar biasa...aku siap keluarkan seluruh Orion-ku untuk dia...” si pirang berwajah imut hanya bisa dengar bisik-bisik aneh para pimpinan, maklum...sejak berada dalam selimut, ia sangat menderita. Pengap! Panas! Keringat bercucuran! Apalagi selimut ini adalah selimut tebal paling bau sedunia, itu menurut perkiraannya.
            ”Kau bisa menebak apa yang akan terjadi kalau dia keluar dari ruangan ini, McFaulds?” satu suara mirip bunyi sendawa bergentayangan di gendang telinganya, Daniel kira itu suara D’Arvagnan, pimpinan Le Grande Peur.
            Tau’...um, mungkin...klub sajak Cayman, geng pencinta Mermyth, atau...ada Mermyth yang siap-siap culik dia?” setelah berkata penuh selidik, McFaulds menyedot ingus kuat-kuat.
            ”Betul-betul keahlian berbahaya...”
            ”Jangan pura-pura! Pasti kau senang, kan? Kita akhirnya bisa kenalan dengan Mermyth-Mermyth cantik...”
”Apa boleh dengan Mr. Dale, ya?”
”Uhh...bahkan peraturan Port terus berlaku selama puluhan tahun. Semoga sejak dia ada, kuharap ada perubahan...kuharap...”
”Hei, sekali ini...boleh pinjam Orion-mu? Aku sebenarnya sangat tertarik rekrut dia, tapi apa boleh barter dengan lima drum peluru anggur, ya...”
            ”Kalau aku, aku...aku mau saja menukar Orion hasil jual selundupan drum-drum topi bulu merak-ku selama tiga tahun...yeah, rasanya cocok dibarter dengannya.........................................................................







Agak lama, kegiatan konyolnya terhenti ketika Abel Castro memekik keras-keras di depan corong keong laut berwarna hitam khusus pimpinan Sumpah Liur. Castro mengingatkan Clarence Pitt dan Valeron agar tidak mengganggu acara sakral pengangkatan kelasi baru, bahkan sang kepala departemen benda dan makhluk laut selundupan mengancam keduanya dengan denda-ribut Canasta, ancamannya jelas...tidak dibolehkan mengambil kelasi baru untuk selamanya!
Terang saja pimpinan Sad Emetic dan Marie Cazales menyerah, siap-siap kembali melangkah ke arah drum duduk, dua wajah tolol yang cemberut sampai bibir mereka seperti membentuk lubang baut, berusaha tatap mata sang lawan dan saling melontarkan bisikan berbahaya bahwa pertarungan mungkin bisa dilanjutkan di kemudian hari, tempat dan waktu akan ditentukan berdasarkan perjanjian rahasia. Daniel bisa mendengarnya karena ia berada diantara langkah-langkah mundur empat boot berbahan kulit rusa penuh dendam! Setelah kebisingan agak mereda, barulah Castro melanjutkan sesi acara, malam memang bergerak menuju keheningan pagi buta, sayangnya...  
Teriakan-teriakan kembali terdengar membahana! Sosok Daniel Rucastle adalah satu-satunya alasan tepat untuk menjadikan Sumpah Liur kali ini luar biasa! Bocah-bocah Costus Globosus berteriak marah pada pimpinan mereka yang terlihat takut-takut, seluruhnya ingin agar Daniel diberi penawaran sebanyak empat puluh Orion, mengalahkan pihak Arpeggio yang diberi kesempatan untuk mengajukan kontrak pertama sebanyak tiga puluh lima Orion......................................................................................................




Cancelot pun berusaha memahami karakter wajah polos Daniel, ia merasakan bahwa bocah pirang dengan kulit lembut seperti bayi itu tidak cocok bekerja sebagai pengangkut keranjang ikan, apalagi jadi seorang Corsair. Namun Cancelot tahu tentang sesuatu, sesuatu yang bisa mempengaruhi keadaan, bahkan keadaan di bawah laut, dimana para Mermyth bercokol menikmati kekuasaan samudera berkat sajak-sajak kuno sihirnya!
            “Seratus…” tiba-tiba Cancelot berkata cuek, matanya terus mengawasi langkah-langkah sepatu lusuh Daniel yang terlihat kikuk berada di atas panggung.
            “Jempol monyet! Seratus…keping? Castro, kau dengar itu!” ujar Revilla terkejut, ia bangkit seketika, melupakan tegukan-tegukannya pada botol Porterouse, suasana memang tambah tegang!
            “Kau serius? Oh, baiklah…penawaran istimewa dari Overlord! Seratus Orion untuk seorang Rucastle! Kupikir, mm…yah, harga cocok…ada lagi? Ada lagi?” sahut Castro ceria, bocah tambun itu sekarang setengah berlari mengelilingi kerumunan para pimpinan, lalat-lalat di pusar kesulitan mengikuti gerakan langkahnya...................................................................................................................................




Ada sebuah pengertian yang menggelayuti benak Revilla sesaat setelah ia menatap perubahan wajah Daniel. Dia tahu Daniel tidak punya siapa-siapa di sana selain Tibiamus, dia tahu tentang pribadi si bocah pirang bermata biru itu, dia kenal Daniel Rucastle dari ucapan kelasi-kelasi kepercayaannya yang jujur seperti Umba dan Bragg. Malangnya, Mack Revilla bukan siapa-siapa di sana, di pertemuan Sumpah Liur. Dia hanya kapten Corsair dengan Orion terbatas dan awak kapalnya telah cukup kuota jumlah kelasi.
Akhirnya Revilla memutuskan bahwa ia harus mendekatkan mulut ke telinga bau Cancelot serta membisikkan kata-kata penuh semangat, hanya itu yang dapat ia lakukan untuk masa depan Daniel. Apalagi, dua sosok misterius yang wajah-wajahnya tertutup kerudung jubah di depan pintu…terlihat sangat serius menyaksikan kegiatan panggung.
            “Tiga ratus lima puluh…” kata Cancelot sambil berdiri hampiri Castro, ia pura-pura meraba seluruh saku jubah di dekat mimbar, mengacuhkan Stammer yang sedang berpidato di bibir panggung tentang “kami si penemu manik-manik rambut berbahan kacang”.
            “Pikirkan lagi, Will…ingat, anggaranmu cuma…” sahut Castro serak, matanya melotot pada Cancelot....................................................................................................................................................






“Sial, yang tak terduga selalu terjadi…well, lima ratus Orion ditambah kapalku! Tawaran terakhir! Bloody Miff!” Cancelot berteriak tanpa membalikkan badan dari mimbar, dia langsung merogoh buntalan-buntalan kain di saku jubah dan membubuhkan pernyataan menyerahkan kapal berikut tanda tangan berbentuk kelelawar pada sehelai perkamen milik Castro. Revilla tahu, ”Bloody Miff” itu selalu keluar dari mulut Cancelot jika ia sedang kesal.
            “Dia gila!”
            “Komodor salah pilih!”
            “Semuanya…”
            “Benar…seribu...lima ratus…”
            “Cukup untuk beli seluruh hiu…”
            “Sinting, bisa beli banyak petasan telur…”
            “Otak udang!”
            Berbagai ungkapan memilukan terdengar dari seantero ruangan, Cancelot sedikit menggoyangkan topi segitiganya dengan ibu jari, di depan Stammer yang terdiam seribu bahasa, tepatnya…dengan tatapan yang sangat menyelidik! Seluruh bocah menganggap tawaran Cancelot sebagai satu hal yang paling luar biasa! yang belum pernah terjadi dalam seluruh sejarah perekrutan Corsair! Sekarang, kapten kapal yang sudah tidak punya kapal itu bergegas melangkah keluar dari tempat minum, ia sempat melirik Daniel yang terpesona, terlihat dikejar waktu….............................................................................................................




“Tunggu! Daniel Rucastle, kalau kau setuju...eh, apa kau setuju ikut dia? Kau....kau mengangguk! Dia...DIA SETUJU, TEMAN-TEMAN! Dia...dia, dasar...uh, pergilah, tanda tangan dulu…jangan lupa keledainya!” ujar Castro yang gelagapan, bahkan lalat di pusarnya terbang karena perut Castro makin kembung.
            Setelah Daniel menerima sepertiga jumlah kontrak berupa dua buntalan kain berisi empat ratus Orion dari tangan Castro (curang, seratus Orion lagi mana, sorak Umba), dua bocah penjaga kekar membawa Daniel ke dekat keledai kecil di bawah panggung dan membiarkan si keledai mencium pipinya dengan diiringi keheranan seluruh tempat minum! Semua bocah Corsair jelas heran mengapa William Cancelot mau bersusah payah habiskan anggaran Orion pemberian Port Lion dalam sekejab!
Daniel tidak bisa menolak si keledai, ia harus menahan diri dan merelakan keledai betina pemilik huruf b besar di dua pinggul (b adalah Bride dan Boredom, terang Castro sebal) menjilati bagian wajahnya yang polos. Belum sempat meraba pipi kiri yang basah terkena liur sang keledai, Daniel lalu melesat meninggalkan keramaian tempat minum…Cancelot menunggunya.................................................................








Tidak ada komentar:

Posting Komentar