Daniel Rucastle keheranan setengah mati, mencoba menduga, ada apa dibalik
semua ketertarikan terselubung para pimpinan Corsair di dalam tempat minum Front
Throw Canasta tentang dirinya. Keingintahuan bertambah seiring perasaan gundah
karena merasa dipandang sebelah mata oleh William Cancelot yang berjalan
tergesa-gesa tanpa mempedulikannya. Meskipun banyak pedagang kaus kaki kulit
ubur-ubur yang membujuk Cancelot agar mau membeli barang dagangan, pimpinan
Overlord yang sudah tidak punya kapal itu bersikukuh agar tetap berjalan angkuh,
cakrawala kelam mulai menyemburatkan warna biru pekat, fajar bersiap
menggantikan malam.
“Hei, pelan-pelan! Mr. Pucat, kita…mau kemana?” kata Daniel
terengah-engah, sedapatnya memancing reaksi Cancelot supaya langkah-langkah
memburu bisa diperlambat, ia sedang melewati goa penjual celana rumput laut
milik seorang Reckon pengusaha, yang tengah menggoyangkan pinggang dan
memamerkan celana rumput laut berhias kerang-kerang kecil, lima bocah pengunjung
goa memohon agar bisa “beli lima gratis dua..............................................................................................................................................................
“Kuulangi, kita…mau kemana?” tegas Daniel kepayahan, ia berlari-lari
kecil melewati dua belas bocah yang sedang bermain Futgold(17) dan bersorak jika bulatan kulit anjing lautnya berhasil
ditendang.
“Harus cepat…bahaya…” desah Cancelot dari jarak lima yard, dia berjalan menjauhi
dermaga…kearah kiri dermaga, menjauhi Overlord kuning megahnya yang sekarang
terpaksa diserahkan pada tanggung jawab Abel Castro.
“Berhenti, Chop! Apanya yang berbahaya…?” geram Daniel sambil menarik
kerah jubah Cancelot bagian belakang, mereka sekarang berdiri tepat di depan
dua bocah yang sibuk senyum-senyum sambil membenamkan tubuh dalam butiran
pasir, mata mereka tertutup potongan mentimun segar.
Cancelot terdiam sesaat, wajahnya menunduk…masih perhatikan kegelapan
yang luput dari obor-obor di arah kiri dermaga. Sebentar kemudian ia berbalik,
mengambil nafas dan tidak mempedulikan sorak sorai arena pasir kecil Futgold…ia
langsung membentak Daniel.
“Kau ingin tahu? Tidakkah kau perhatikan dua sosok berkerudung dan
berjubah hitam yang berdiri dekat pintu Front Throw Canasta? Kau bisa memanggil
para Mermyth dari lembah terdalam samudera! Kau tahu mengapa Sumpah Liur kali
ini luar biasa? Ya, Semua Corsair
menginginkan dirimu menjadi kelasi mereka! Karena itulah aku mati-matian
menjauhkanmu dari kemauan Stammer! Bahkan dengan mengorbankan kapal yang berada
dibawah tanggung jawabku sebagai kapten Corsair yang baru dilantik tiga hari
yang lalu! Kau puas?..........................................................................................................................
“Jangan banyak tanya, tundukkan
badan, kau masuk duluan…” desah Cancelot sambil terus mewaspadai empat cahaya
hijau yang sesekali menghilang diantara kerimbunan semak-semak.
Daniel mematuhi, sejenak ambil
nafas, dia menjatuhkan tubuh pelan-pelan ke pasir dan masuk ke celah yang
tembus dalam tebing curam. Jubah bau pemberian Bragg terpaksa dibuka, tubuh
ramping Daniel kepanasan berada di dalam celahnya. Dua siku bergesekan dengan
butir-butir pasir halus yang makin lama semakin terasa kasar dan besar,
beruntung ia tidak menggulung lengan kemeja. Kira-kira merayap sejauh sepuluh
yard…
“Ahhh!” jerit Daniel
ketakutan, ia merasakan seekor hewan kecil sepanjang Flashpan yang ikut merayap
di lengan baju, hewannya punya banyak kaki lentik.
“Ada apa?” bentak Cancelot di belakang.
“Ada kelabang!”
“Dasar cengeng! Kau
punya apa?”
“Cuma saputangan…”
“Sial, nih…pegang
larasnya…” bisik Cancelot, ia beri satu Wheel-Lock, mereka berdua perlahan
merasakan celahnya berbelok-belok dan makin menurun.
“Terus…”
“Apalagi, bodoh? Bunuh
saja dengan gagangnya!”
“Hei, hati-hati mulutmu!”...................................................................................................................
Seekor ular bersedia bergerak
melingkar di sebelah kaki Daniel, begitu juga Cancelot. Kini mereka berjalan
lamban dengan diterangi cahaya-cahaya mata ularnya yang berkelap-kelip karena
gerakan kaki, agak lama…
Mendadak dua bocah berkulit
hijau dan berwajah mirip penyu menghentikan Cancelot yang berjalan paling
depan, labirin mulai ditumbuhi lumut lembab dan dipenuhi aneka macam cacing
kecil. Andaikan saja Daniel tidak menjerit setengah mati, bocah-bocah bawah
tanahnya tidak akan mengeluarkan ingus-kaget-sebentar, tapi sekarang...dua
Reckon yang bisa menatap kedatangan mereka dari kegelapan, yang hanya mempunyai
dua celah kecil dekat mata sebagai pengganti hidung…memutuskan untuk berlaku
kasar.
“Siapa, ya? Mau kemana, ya?
Ada tato pengenal Corsair, ya?” geram satu Reckon yang hanya memiliki tiga
helai rambut mirip bulu jagung di atas kening, dia mengacungkan Cutlass ke wajah
beku Cancelot.
“Norwood…Arness…” kata
Cancelot cepat, sedikit menjauhkan obor dari pandangan dua Reckon yang
tiba-tiba memakai kacamata lensa-kerang-bening, mereka tidak tahan kena banyak
cahaya.
Cancelot lalu menunjukkan tato
di bawah lengan kirinya yang bergambar seekor singa sedang berdiri di atas ikan
pari (gambar singa jantan perlahan berjalan angkuh menuju arah pundak dan
membiarkan ikan pari sendirian, dua sirip lebar ikan pari langsung berhenti
bergerak...dari tadi Daniel sudah terbelalak lihat tato aneh Cancelot)................................................................................................................................
Di setiap kelokan labirin,
Daniel menjumpai bocah-bocah Reckon yang sedang makan Chilly dan mengunyah
lilin dengan sembunyi-sembunyi, sesekali mereka mengeluarkan buih-buih udara
dari mulut sebagai tanda kegembiraan. Sebenarnya Reckon cilik tidak boleh
banyak mengunyah Chilly, sekarang makhluk-makhluk bawah tanah itu terlihat
kehilangan kesadaran. Seperti orang dewasa kecanduan Rum, Reckon juga punya
kebiasaan buruk yang sulit dimengerti, tapi yang membuat mereka kecanduan betul-betul
berbeda dari makhluk bumi lainnya...cabe merah pedas!
Labirinnya berubah! Sekarang
Daniel tidak lagi berpapasan dengan wajah-wajah penyu setengah manusia, labirin
lembab perlahan berganti menjadi koridor berdinding batu penuh undakan, mereka
harus berhati-hati menuruninya. Setelah menempuh jarak sekitar seratus yard
penuh kelokan, Daniel berhenti di mulut koridor yang tertutup pintu besar
berbahan besi, pintunya dihiasi batu-batu safir kecil berwarna-warni serta
mempunyai ukiran-ukiran rumit berbentuk ular berkepala manusia......................................................
Dua Barbeq tua terlihat
bercakap-cakap sambil menyambar banyak nyamuk dengan lidah hitam bercabang yang
bisa memanjang! Keduanya sesekali mengasah kuku hitam masing-masing dengan
sebuah batu asahan sampai benar-benar tajam! Mereka juga keenakan mengunyah korban
nyamuk dan tersenyum ceria pada beberapa Barbeq yang berjalan di depan goanya.
Lima wanita muda berambut ular
warna merah dan kecoklatan sedang kepayahan mengumpulkan kulit sisik betis yang
mengering. Seseorang diantaranya mengeluh karena kulit sisik yang hendak dijual
pada Port Lion itu hanya dihargai tiga Onion per botol (kulit sisik Barbeq
berguna untuk obat sakit perut, bisik Cancelot cuek).
Sekumpulan Barbeq berotot
berkulit warna hijau, yang seluruh tubuh pria anehnya penuh sisik bagai sisik
ular...sedari tadi kelihatan harap-harap cemas memandangi papan pengumuman
jadwal menggali tanah di kepulauan Del Maiz (semua Barbeq punya kuku tajam
bagai besi runcing untuk gali tanah, segala perintah tugas menggali tanah
adalah tanggung jawab Komodor Blowtingdale, sambung Cancelot lagi). Mereka
sibuk bergentayangan di depan satu goa lembab yang cukup gelap.
Sebelum mencoba perhatikan
seorang bocah Barbeq yang sedang menghipnotis mata rekannya supaya mau mengunyah
lilin berbentuk tikus berkumis (jangan tatap mata mereka, bisik Cancelot), dua
Overlord berhenti pada sebuah goa yang terletak di bahagian timur Norwood, satu
goa yang memiliki banyak ular jenis Rattle
di sekitar mulut goa, tak ada pepohonan….............................................................
“Sekarang apa lagi?” desis
Arness lembut, para Barbeq terkenal punya tutur kata halus namun mengandung
maksud-maksud yang misterius.
“Aku perlu Elmet,” kata
Cancelot pelan sambil jalan, mereka tiba di ruang tengah goa yang penuh
batu-batu duduk dan satu batu seperti meja panjang, cuma ada satu lilin di atas
meja batu.
“Jangan main-main lagi, Will!
Ingat, Elmet hanya patuh padaku! Urusan Overlord…atau…” ujar Arness terkejut,
dia segera duduk di satu batu pipih. Setelah memakai kacamata lensa kerang warna
merah, barulah dia berani menatap Daniel dengan ramah.
“Daun Papyrus! Jenis Vortex
Avium! Golden Chop dan Illustrious tengah mencegatnya! Cepat, aku tidak mau
ketinggalan! Bawa juga laba-laba peliharaanmu, terus…dua sabuk peluru anggur dan beberapa granat kepompong kupu-kupu!”
sahut Cancelot cepat, sedikit bernada bentakan, dia menolehkan pandangan ke arah
dua ruangan kecil gelap yang ada di kiri ruang tengah goa. Tanpa dinyana,
mendadak ia masuk satu ruangan lain di sisi kanan, sepertinya…......................................................................................
“Kumohon…tidak banyak yang
tahu…Avium itu berisi petunjuk kuno Mermyth! Dale pesan padaku! Baiklah...lokasi
penyimpanan minyak hitam gurita Oldsteropus jantan...kita bisa buat aneka
ramuan baru hebat dengan minyak hitam langkanya...kita juga bisa jual minyaknya
pada si Dwarf Bonaire, tahu kan...Olden pasti butuh untuk sihir, aku
yakin...pasti...” Cancelot memelas, seiring dengan tatapan lemahnya pada sorot
mata mengerikan Arness.
Mendadak si bocah ular
melepaskan kerah jubah Cancelot, mengendurkan saraf-saraf tubuh dan kembali
berlaku lembut seperti biasa, malahan kali ini ia mulai membuka mulut terpana
dan bersemangat mempersiapkan semua pesanan Cancelot. Daniel membantunya
memasukkan butir-butir peluru anggur ke dalam sabuk kulit dan sesekali melirik
Arness yang menaiki satu batu duduk untuk mengambil botol bertuliskan “Elmet
sedang tidur” dari rak lemari batu paling atas. Lalu mereka bertiga secepatnya
meninggalkan goa penuh ular setelah Arness menyiramkan Porterouse berwarna kemerahan
miliknya ke hidung dan dagu Cancelot, wajah sang kapten kapal Overlord berangsur-angsur
kembali normal seperti biasa..........................................................................................................................................................