Sabtu, 21 Januari 2012

4.Menemui Arness


Daniel Rucastle keheranan setengah mati, mencoba menduga, ada apa dibalik semua ketertarikan terselubung para pimpinan Corsair di dalam tempat minum Front Throw Canasta tentang dirinya. Keingintahuan bertambah seiring perasaan gundah karena merasa dipandang sebelah mata oleh William Cancelot yang berjalan tergesa-gesa tanpa mempedulikannya. Meskipun banyak pedagang kaus kaki kulit ubur-ubur yang membujuk Cancelot agar mau membeli barang dagangan, pimpinan Overlord yang sudah tidak punya kapal itu bersikukuh agar tetap berjalan angkuh, cakrawala kelam mulai menyemburatkan warna biru pekat, fajar bersiap menggantikan malam.
“Hei, pelan-pelan! Mr. Pucat, kita…mau kemana?” kata Daniel terengah-engah, sedapatnya memancing reaksi Cancelot supaya langkah-langkah memburu bisa diperlambat, ia sedang melewati goa penjual celana rumput laut milik seorang Reckon pengusaha, yang tengah menggoyangkan pinggang dan memamerkan celana rumput laut berhias kerang-kerang kecil, lima bocah pengunjung goa memohon agar bisa “beli lima gratis dua..............................................................................................................................................................



“Kuulangi, kita…mau kemana?” tegas Daniel kepayahan, ia berlari-lari kecil melewati dua belas bocah yang sedang bermain Futgold(17) dan bersorak jika bulatan kulit anjing lautnya berhasil ditendang.
“Harus cepat…bahaya…” desah Cancelot dari jarak lima yard, dia berjalan menjauhi dermaga…kearah kiri dermaga, menjauhi Overlord kuning megahnya yang sekarang terpaksa diserahkan pada tanggung jawab Abel Castro.
“Berhenti, Chop! Apanya yang berbahaya…?” geram Daniel sambil menarik kerah jubah Cancelot bagian belakang, mereka sekarang berdiri tepat di depan dua bocah yang sibuk senyum-senyum sambil membenamkan tubuh dalam butiran pasir, mata mereka tertutup potongan mentimun segar.
Cancelot terdiam sesaat, wajahnya menunduk…masih perhatikan kegelapan yang luput dari obor-obor di arah kiri dermaga. Sebentar kemudian ia berbalik, mengambil nafas dan tidak mempedulikan sorak sorai arena pasir kecil Futgold…ia langsung membentak Daniel.
“Kau ingin tahu? Tidakkah kau perhatikan dua sosok berkerudung dan berjubah hitam yang berdiri dekat pintu Front Throw Canasta? Kau bisa memanggil para Mermyth dari lembah terdalam samudera! Kau tahu mengapa Sumpah Liur kali ini luar biasa? Ya, Semua Corsair menginginkan dirimu menjadi kelasi mereka! Karena itulah aku mati-matian menjauhkanmu dari kemauan Stammer! Bahkan dengan mengorbankan kapal yang berada dibawah tanggung jawabku sebagai kapten Corsair yang baru dilantik tiga hari yang lalu! Kau puas?..........................................................................................................................



“Jangan banyak tanya, tundukkan badan, kau masuk duluan…” desah Cancelot sambil terus mewaspadai empat cahaya hijau yang sesekali menghilang diantara kerimbunan semak-semak.
Daniel mematuhi, sejenak ambil nafas, dia menjatuhkan tubuh pelan-pelan ke pasir dan masuk ke celah yang tembus dalam tebing curam. Jubah bau pemberian Bragg terpaksa dibuka, tubuh ramping Daniel kepanasan berada di dalam celahnya. Dua siku bergesekan dengan butir-butir pasir halus yang makin lama semakin terasa kasar dan besar, beruntung ia tidak menggulung lengan kemeja. Kira-kira merayap sejauh sepuluh yard…
“Ahhh!” jerit Daniel ketakutan, ia merasakan seekor hewan kecil sepanjang Flashpan yang ikut merayap di lengan baju, hewannya punya banyak kaki lentik.
“Ada apa?” bentak Cancelot di belakang.
“Ada kelabang!”
“Dasar cengeng! Kau punya apa?”
“Cuma saputangan…”
“Sial, nih…pegang larasnya…” bisik Cancelot, ia beri satu Wheel-Lock, mereka berdua perlahan merasakan celahnya berbelok-belok dan makin menurun.
“Terus…”
“Apalagi, bodoh? Bunuh saja dengan gagangnya!”
“Hei, hati-hati mulutmu!”...................................................................................................................





Seekor ular bersedia bergerak melingkar di sebelah kaki Daniel, begitu juga Cancelot. Kini mereka berjalan lamban dengan diterangi cahaya-cahaya mata ularnya yang berkelap-kelip karena gerakan kaki, agak lama…
Mendadak dua bocah berkulit hijau dan berwajah mirip penyu menghentikan Cancelot yang berjalan paling depan, labirin mulai ditumbuhi lumut lembab dan dipenuhi aneka macam cacing kecil. Andaikan saja Daniel tidak menjerit setengah mati, bocah-bocah bawah tanahnya tidak akan mengeluarkan ingus-kaget-sebentar, tapi sekarang...dua Reckon yang bisa menatap kedatangan mereka dari kegelapan, yang hanya mempunyai dua celah kecil dekat mata sebagai pengganti hidung…memutuskan untuk berlaku kasar.
“Siapa, ya? Mau kemana, ya? Ada tato pengenal Corsair, ya?” geram satu Reckon yang hanya memiliki tiga helai rambut mirip bulu jagung di atas kening, dia mengacungkan Cutlass ke wajah beku Cancelot.
“Norwood…Arness…” kata Cancelot cepat, sedikit menjauhkan obor dari pandangan dua Reckon yang tiba-tiba memakai kacamata lensa-kerang-bening, mereka tidak tahan kena banyak cahaya.
Cancelot lalu menunjukkan tato di bawah lengan kirinya yang bergambar seekor singa sedang berdiri di atas ikan pari (gambar singa jantan perlahan berjalan angkuh menuju arah pundak dan membiarkan ikan pari sendirian, dua sirip lebar ikan pari langsung berhenti bergerak...dari tadi Daniel sudah terbelalak lihat tato aneh Cancelot)................................................................................................................................





Di setiap kelokan labirin, Daniel menjumpai bocah-bocah Reckon yang sedang makan Chilly dan mengunyah lilin dengan sembunyi-sembunyi, sesekali mereka mengeluarkan buih-buih udara dari mulut sebagai tanda kegembiraan. Sebenarnya Reckon cilik tidak boleh banyak mengunyah Chilly, sekarang makhluk-makhluk bawah tanah itu terlihat kehilangan kesadaran. Seperti orang dewasa kecanduan Rum, Reckon juga punya kebiasaan buruk yang sulit dimengerti, tapi yang membuat mereka kecanduan betul-betul berbeda dari makhluk bumi lainnya...cabe merah pedas!
Labirinnya berubah! Sekarang Daniel tidak lagi berpapasan dengan wajah-wajah penyu setengah manusia, labirin lembab perlahan berganti menjadi koridor berdinding batu penuh undakan, mereka harus berhati-hati menuruninya. Setelah menempuh jarak sekitar seratus yard penuh kelokan, Daniel berhenti di mulut koridor yang tertutup pintu besar berbahan besi, pintunya dihiasi batu-batu safir kecil berwarna-warni serta mempunyai ukiran-ukiran rumit berbentuk ular berkepala manusia......................................................






Dua Barbeq tua terlihat bercakap-cakap sambil menyambar banyak nyamuk dengan lidah hitam bercabang yang bisa memanjang! Keduanya sesekali mengasah kuku hitam masing-masing dengan sebuah batu asahan sampai benar-benar tajam! Mereka juga keenakan mengunyah korban nyamuk dan tersenyum ceria pada beberapa Barbeq yang berjalan di depan goanya.
Lima wanita muda berambut ular warna merah dan kecoklatan sedang kepayahan mengumpulkan kulit sisik betis yang mengering. Seseorang diantaranya mengeluh karena kulit sisik yang hendak dijual pada Port Lion itu hanya dihargai tiga Onion per botol (kulit sisik Barbeq berguna untuk obat sakit perut, bisik Cancelot cuek).
Sekumpulan Barbeq berotot berkulit warna hijau, yang seluruh tubuh pria anehnya penuh sisik bagai sisik ular...sedari tadi kelihatan harap-harap cemas memandangi papan pengumuman jadwal menggali tanah di kepulauan Del Maiz (semua Barbeq punya kuku tajam bagai besi runcing untuk gali tanah, segala perintah tugas menggali tanah adalah tanggung jawab Komodor Blowtingdale, sambung Cancelot lagi). Mereka sibuk bergentayangan di depan satu goa lembab yang cukup gelap.
Sebelum mencoba perhatikan seorang bocah Barbeq yang sedang menghipnotis mata rekannya supaya mau mengunyah lilin berbentuk tikus berkumis (jangan tatap mata mereka, bisik Cancelot), dua Overlord berhenti pada sebuah goa yang terletak di bahagian timur Norwood, satu goa yang memiliki banyak ular jenis Rattle di sekitar mulut goa, tak ada pepohonan….............................................................




“Sekarang apa lagi?” desis Arness lembut, para Barbeq terkenal punya tutur kata halus namun mengandung maksud-maksud yang misterius.
“Aku perlu Elmet,” kata Cancelot pelan sambil jalan, mereka tiba di ruang tengah goa yang penuh batu-batu duduk dan satu batu seperti meja panjang, cuma ada satu lilin di atas meja batu.
“Jangan main-main lagi, Will! Ingat, Elmet hanya patuh padaku! Urusan Overlord…atau…” ujar Arness terkejut, dia segera duduk di satu batu pipih. Setelah memakai kacamata lensa kerang warna merah, barulah dia berani menatap Daniel dengan ramah.
“Daun Papyrus! Jenis Vortex Avium! Golden Chop dan Illustrious tengah mencegatnya! Cepat, aku tidak mau ketinggalan! Bawa juga laba-laba peliharaanmu, terus…dua sabuk peluru anggur dan beberapa granat kepompong kupu-kupu!” sahut Cancelot cepat, sedikit bernada bentakan, dia menolehkan pandangan ke arah dua ruangan kecil gelap yang ada di kiri ruang tengah goa. Tanpa dinyana, mendadak ia masuk satu ruangan lain di sisi kanan, sepertinya…......................................................................................




“Kumohon…tidak banyak yang tahu…Avium itu berisi petunjuk kuno Mermyth! Dale pesan padaku! Baiklah...lokasi penyimpanan minyak hitam gurita Oldsteropus jantan...kita bisa buat aneka ramuan baru hebat dengan minyak hitam langkanya...kita juga bisa jual minyaknya pada si Dwarf Bonaire, tahu kan...Olden pasti butuh untuk sihir, aku yakin...pasti...” Cancelot memelas, seiring dengan tatapan lemahnya pada sorot mata mengerikan Arness.
Mendadak si bocah ular melepaskan kerah jubah Cancelot, mengendurkan saraf-saraf tubuh dan kembali berlaku lembut seperti biasa, malahan kali ini ia mulai membuka mulut terpana dan bersemangat mempersiapkan semua pesanan Cancelot. Daniel membantunya memasukkan butir-butir peluru anggur ke dalam sabuk kulit dan sesekali melirik Arness yang menaiki satu batu duduk untuk mengambil botol bertuliskan “Elmet sedang tidur” dari rak lemari batu paling atas. Lalu mereka bertiga secepatnya meninggalkan goa penuh ular setelah Arness menyiramkan Porterouse berwarna kemerahan miliknya ke hidung dan dagu Cancelot, wajah sang kapten kapal Overlord berangsur-angsur kembali normal seperti biasa..........................................................................................................................................................