Sabtu, 14 Januari 2012

2. Dermaga La Portsoy

(cuplikan-cuplikan Bab II)


Daniel membuka mulut lebar-lebar, bukan karena kapal kecil penuntunnya punya gambar bendera tengkorak sedang bergaya silangkan lengan, entah kenapa…banyak sekoci yang berlalu lalang sekitar dermaga. Ada sekoci yang menerbangkan sekumpulan petasan desis warna hijau (petasan terbangnya menyemburatkan pijar-pijar api berbentuk tengkorak pamer tulang lengan), ada lima sekoci di kanan dermaga yang saling berkejaran melompat-lompat bagai katak…seperti melakukan pacuan (Daniel heran kenapa lima sekoci itu bisa melompat-lompat juga), ada sekoci berisi dua manusia aneh dewasa berwajah penyu serta berkulit hijau yang sengaja pakai gaun pengantin (puluhan bocah menerbangkan petasan desis ke bagian atas sekocinya dan petasan itu meledak mengeluarkan lendir-lendir telur penyu yang membasahi dua pengantin manusia setengah penyunya) dan ada juga sekoci yang dua penumpang ciliknya tengah sibuk memasukkan satu kabut tebal ke dalam sebuah botol kaca kecil!
 Mata makin melotot kuat-kuat, sosok Tibiamus dan Oliver Bragg yang mengapit dirinya diujung haluan tidak digubrisnya, ia bahkan menyaksikan puluhan sekoci yang mengelilingi satu kapal besar tanpa anjungan di depan dermaga…berjarak sekitar seratus yard depan dermaga, kapal itu dihiasi banyak bendera hitam bergambar tengkorak yang mengacungkan tulang jari manis, jari telunjuk dan tulang jempol kiri.........................................................................................................................


Beberapa penumpang cilik puluhan sekoci mau berdiri ikut bernyanyi sambil memegang payung kulit ubur-ubur, seakan mengagumi lagu aneh seraknya yang bahkan mungkin terdengar dari jarak tiga ratus yard, begitu menurut Daniel.
“JEMPOL MONYET! Aku lupa! Konser Sirvana malam ini! La Portsoy! Tiket pasti sudah terjual habis, sial!” Oliver Bragg berteriak kesal menyalahkan lalu tergopoh-gopoh perintahkan tiga kelasi Valtra agar menurunkan satu sekoci darurat.
Tibiamus dan Daniel hanya bisa pandangi kelakuannya sembari menutup telinga, suara musik sangat gaduh, para kru kapal ikut menyanyi menggoyangkan bahu ke kiri dan ke kanan termasuk Revilla serta Dozetti di anjungan, banyak obor maupun lampu minyak yang menerangi suasana meriah dermaga maupun acara konser musiknya.
“Apa yang kalian tunggu…ikut aku!” ia menambahkan dengan satu isyarat tangan, sang pimpinan kapal malah membiarkan Bragg pergi melihat keramaian dari dekat.
“Konser? Sirvana? Kupikir ini bukan konser musik! Ini pelecehan musik!” terang Daniel kaku, coba hilangkan keterkejutan, perlahan menuruni tangga tali. Bragg telah berada di sekoci dan sepupu Tibiamus itu menolak ajakan satu sekoci dermaga yang ajak dia ikut geng ngebut.............................



“Mermyth itu…perempuan setengah ikan duyung, ada juga Myrtheos…laki-laki duyung, keduanya dilarang ikut pergaulan Karibia karena bisa menyihir jahat, tidak seperti Mr. Olden, Barbeq setengah ular atau Reckon setengah penyu yang hebat olah ramuan…yang boleh ikut pergaulan kita karena tidak macam-macam!” ujar Bragg keras sambil menyalami seorang bocah mungil berambut keriting merah yang membuka topi segitiga berhias bulu gagak di sekocinya, dekat ujung haluan kapal konser musik, bocah itu punya deretan gigi berhias tato bergambar jangkar.
“Salam Corsair, Mr. Beaufort! Masih ada tiket nontonnya?” Bragg berbadan besar menambahkan, setengah berharap.
“Salam Corsair, Big Bragg. Aduh, maaf…tiket terusan malam ini sudah habis terjual! Maaf, Anda tidak bisa dapat bonus Porterouse Melamun Sirvana dua belas lagu. Tenang, tenang…karena Anda adalah Corsair yang pernah tiga kali juara cabut bulu kalkun, saya pasti akan mencarikan jalan lain…tapi, nanti saja ya…atau…Anda mau temui Corsair pemasaran kami…Mr. Maine…sedang asyik minum Scuba(14) dan lihat penari Scuba-nya di kapal Mr. Brunswick, tuh di sana…ingat, bilang sama dia kalau kata kuncinya adalah ceramah anak nyamuk betina…” seusai berkata setengah berbisik, Beaufort memalingkan wajah dan menatap satu kapal besar lain di kejauhan kiri kapal konser musik laut, sebuah kapal yang penuh hiasan tengkorak kepala manusia!
“Jangan! Jangan, Bragg! Aku tidak mau ke sana! Kau kan sudah bisa lihat konsernya dari dekat! Untuk apa cari tiketnya dan minta Porterouse-Melamun itu!” Tibiamus mengingatkan, pegang-pegang pundak Bragg dari belakang, Tib yang postur tubuhnya lebih tinggi dari Daniel sedikit ketakutan karena menatap kapal tengkorak manusia mengerikan. Lamat-lamat Daniel melihat dua sekoci geng ngebut yang kena tilang, satu kapal kecil patroli dermaga langsung meminta dua sekoci itu berhenti karena melewati batas kecepatan berlayar malam yang diizinkan dan pelakunya kena denda maksimal setengah drum bubuk mesiu....................................................................................................................



 
“BAJINGAN! KETIAK BISON! KUDA LAUT JERAWATAN! AWAS KALIAN! Biar, biarkan saja…kumohon, Dan…sekarang bukan saat yang tepat untuk banyak bertanya! Nah, kita sampai…” seusai menjerit marah karena perlakuan sekoci ngebut, Bragg yang wajahnya terkesan garang bangkit dan menambatkan tali sekoci pada gantungan paku besar di tepian kapal penuh hiasan tengkorak, Bragg memadamkan dua lampu minyak sekoci karena pantai sudah penuh oleh penerangan pijar api petasan yang tak henti-hentinya ditembakkan, seorang kelasi cilik kapal aneh segera mengulurkan tangga tali dan meminta bea masuk menonton pertunjukan Penari Scuba.
“Luar biasa, semuanya…bocah lelaki…tidak ada…dewasa…” Tibiamus bergumam sambil belalakkan mata sayunya kearah dermaga, dia ikut dua rekan memanjat tangga tali dan tidak sadar kalau satu sekoci liar telah berlayar cepat didekatnya. Penumpang sekoci geng ngebut itu tertarik lihat Tib dan segera menerbangkan satu petasan telur kearahnya, petasan yang isinya telur penyu itu meledak ketika berada di atas kepala Tib dan menyemburatkan banyak lendir telur ke wajah).
“Tunggu saja, Richmoud! Kubalas kau di dermaga!” teriak Bragg marah, acungkan Cutlass tinggi-tinggi, tidak terima kalau sepupunya diperlakukan semena-semena. Perlahan tiga bocah langsung berjalan pelan ke tangga palka kapal tengkorak (seorang kelasi bersedia mengguyur tubuh Tib dengan air supaya tubuhnya bersih dari lendir telur penyu), ada dua kelasi yang berdiri di undakan tangga pertama…selain beberapa anak buah kapal yang hilir mudik di haluan melakukan tugas-tugas kelasi.
“Wah, Big Bragg! Pimpinan Buritan Valtra! Sang juara cabut bulu kalkun Karibia! Tidak…biasanya…” tukas satu penjaga cilik penuh haru, kepalanya botak dan ukuran badan menyaingi tubuh Bragg, dia punya jenggot hitam pendek yang dijalin tiga, dia terus-terusan minum Scuba-nya sambil memegang Wheel-Lock (Daniel lagi-lagi terperangah lihat jenggotnya)........................



Daniel beberapa kali hampir terjerembab karena salah langkah, kepalanya berputar-putar kearah kiri dan kanan, suasana ruang palka yang gaduh membuatnya makin bingung. Dimana-mana banyak buih udara yang beterbangan, beberapa anak mencoba menembak buih udaranya dengan peluru anggur, yang lain berkejaran di antara tiga undakan tangga ruang palka sambil mengacungkan Cutlass ke arah teman jahilnya, semuanya serba gaduh.
Lebih lanjut ia memandangi ruang palka paling bawah, di sana ada panggung kecil tempat segelintir bocah memainkan alat musik drum kayu berikut gitar yang juga berbahan kayu biasa, panggungnya tepat berada di bawah haluan kapal, tiga Penari Scuba mau susah-payah menari ikuti irama sambil mengelus tiga tiang berlumur minyak di atas panggung, sesekali penari gundul berkulit hijaunya berputar-putar di tiang panggung supaya kelihatan lebih seksi!
Oliver Bragg mengajak mereka terus menuruni tangga sampai ke tingkat yang paling bawah, Bragg tidak menemukan sosok belia yang tengah dicarinya, Bragg sekarang memutar pandangan ke arah drum-drum kayu di depan panggung tempat para Corsair duduk menikmati acara kapalnya, namun Bragg masih belum menemukan Corsair Pemasaran tiket Sirvana. Beruntung sekelompok bocah yang berkumpul di arah kanan, yang ada meja sangat panjang tempat minum kapalnya berada…telah menjadikan Bragg bergegas melangkahkan boot, wajahnya gembira begitu menatap satu bocah kurus yang memakai anting-anting mata hiu, bocah itu berkumpul bersama teman-temannya, ia sedang memaksa satu penari agar mau mengunyah lilin berbentuk belalai gajah, banyak lampu minyak yang digantungkan di mana-mana.....................................................................................................


“Baguslah ya, coba saja ada Corsair yang bisa sajak, ya…pasti ada Mermyth yang ikut dia, ya…coba-coba perdalam kemampuan sihirnya, ya…aku tidak ingin lihat ada bocah yang kena cium…” kata-kata Vendetta putus seketika, dia tidak bisa akhiri kalimat dengan kata “ya” seperti biasa karena Bragg yang wajah bengisnya makin semburat ceria segera menarik lengan dua rekan.
 “Ayo pergi! Terima kasih Mr. Maine! Cepat, habiskan Porterouse kalian! Maaf, Vendetta…kami harus pergi…”
“Akhirnya…kau dapat Porterouse-melamun dua belas lagu Sirvana?” tanya Tib sambil setengah berlari, beberapa peluru anggur nyasar terbang diatas kepala, empat Corsair pengunjung sedang mencoba menembak sekumpulan gelembung udara yang dikeluarkan dari mulut para Penari Scuba.
“Tentu saja! Tapi harus temui anak buahnya dulu di dermaga, terus bilang kata sandi dan aku bisa dapatkan keinginan setelah bayar setengah harga. Cepat, ada Corsair yang bilang kalau acara pelantikan kelasi baru akan dimulai!” Bragg berkata terengah-engah menaiki tiga undakan tangga palka, Daniel sedikit kesal…ia bahkan baru sempat bertanya dua atau tiga pertanyaan pada Vendetta.
Ketiganya langsung naik sekoci, mengayunkan pendayung dan memacu pelayaran perahu kecil ke arah dermaga, meninggalkan kapal penuh hiasan tengkoraknya yang sekarang telah didekati banyak kabut putih tebal berbentuk ibu-ibu gendut…makin terlihat mengerikan! Banyak sekoci ngebut yang kena tilang menjelang pagi buta, kumpulan sekocinya memang gila-gilaan melompat di atas air tanpa didayung (dua tiga sekoci juga ada yang didorong kabut kecil aneh), kata Bragg…mereka bertaruh pacuan karena memperebutkan musket model kuno semacam Worchester dan senapan lama jenis Crozert yang bergagang perak, dua jenis senjata lain yang menggunakan peluru anggur rekomendasi Port Lion di Nassau, Bahama................................................................................................................


“Tidak salah! Panitia pasti tidak mau kejadian seminggu yang lalu terulang lagi. Kau ingat…Faversham dari Torchion tertangkap basah makan kepiting-sungut-jenggot Havana mentah-mentah…”
“Wah! Darimana lidahmu dapat informasi?”
“Aku menonton pertandingannya di Great Abaco! Aku tidak salah lihat! Gosipnya, Faversham lupa makan sebelum balapan! Makanya, Torchion Boat Club tidak dapat skor karena kepiting tangkapannya habis dikunyah!”
“Kau menghina jagoanku, Chop! Faversham tidak suka kepiting! Faversham benci kepiting, dia lebih suka lidah camar goreng daripada kepiting!
“Terserah, kalau tidak percaya, mari kita tanya panitia!”
Daripada kepalanya berputar-putar tak menentu karena lihat keanehan di sekitar, Daniel lebih suka mendengar percakapan dua Corsair lusuh bercelana setinggi lutut yang duduk mesra di atas dua drum kayu depan goa penjual manik-manik rambut berbahan kacang. Lebih lanjut, ia bertanya kepada Oliver Bragg tentang maksud percakapan dua Corsair itu. Bragg yang nafasnya berbunyi menakutkan ketika melihat seorang bocah yang sedang membuat gambar tato burung pelikan di lutut temannya di kejauhan…mau menjelaskan bahwa Cormorant, Worchester United, Torchion, Seazzard dan Shifty Shad adalah nama-nama geng sekoci yang ikut kompetisi balapan resmi Corsair Britania. Ada lima belas geng sekoci resmi yang bersaing memperebutkan tiga tempat teratas agar bisa ikut Golden Crown League (biasanya disebut Gee-Cee-El atau nama gaul Corsairnya Giselle saja, ujar Bragg bangga), kompetisi internasional balapan sekoci Corsair Dunia Baru, artinya…tiga klub sekoci Britania teratas berhak berkompetisi dengan peserta balapan sekoci dari Perancis, Spanyol, Italia, Portugis dan kerajaan lain................................................................................................................................................




Tidak ada komentar:

Posting Komentar